Jakarta – Menteri Agama mengapresiasi berbagai program kerja Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) yang berfokus pada pemberdayaan umat, terutama melalui penguatan dakwah, pendidikan, ekonomi, dan sosial. Apresiasi ini disampaikan Menag saat menerima audiensi pengurus Parmusi di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Senin (10/11).
Dalam pertemuan tersebut, jajaran Parmusi memaparkan sejumlah program unggulan, di antaranya Desa Madani, pesantren dari tokoh-tokoh yang disebut menjadi member of Parmusi dan pembinaan dai se-Indonesia.
“Kami mendukung program-program yang diadakan oleh Parmusi. Parmusi ini lambang persaudaraan, persaudaraan karena terdiri dari berbagai macam latar belakang,” ujar Menag.
Plt. Ketua Umum PP Parmusi Husnan Bey Fananie mengungkapkan Parmusi memiliki sejarah panjang hingga akhirnya menjadi organisasi masyarakat yang fokus pada dakwah kini memiliki komitmen untuk turut berkontribusi pada kemajuan peradaban.
“Kita sudah bukan di zaman untuk mengurusi toleransi, kita sudah harus fokus pada kemajuan peradaban,” ungkapnya.
Wakil Sekretaris Jenderal Parmusi Ferawati juga menjelaskan, Desa Madani sebagai salah satu program kerja Parmusi merupakan konsep pemberdayaan masyarakat berbasis masjid yang mengintegrasikan kegiatan dakwah, pendidikan, dan ekonomi. Di desa tersebut terdapat masjid atau mushola yang menjadi pusat kegiatan keagamaan, pendidikan masyarakat, serta usaha ekonomi umat.
“Satu Desa Madani itu terintegrasi, mulai dari pemberdayaan ekonomi, pendidikan, sampai dakwah kemasyarakatan,” jelasnya.
Parmusi juga menginisiasi lomba Desa yang terakhir kali digelar dalam Jambore Dai dan Daiyah 2023, diikuti lebih dari 8.000 dai dari seluruh Indonesia. Para pemenang lomba tersebut mendapat apresiasi berupa umrah bersama Parmusi pada 2024.
“Kami mengadakan lomba pada tahun 2023 dan 2024 yang menang mendapatkan apresiasi berupa umroh,” tambahnya.
Selain itu, Parmusi memiliki sekitar 70 pesantren yang menjadi member of Parmusi lembaga pendidikan yang bermitra dan mengadopsi kurikulum Parmusi. Pesantren-pesantren tersebut tersebar di berbagai daerah, termasuk Sumatera Barat, Jambi, Banten, dan NTB juga daerah-daerah lainnya.
Parmusi kini hadir di 28 provinsi dan 300 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Menjelang Muktamar kelima yang akan digelar pada awal Desember di Asrama Haji Pondok Gede, Parmusi menyiapkan pembaruan arah gerak organisasi untuk memperkuat dakwah.
