Ketua Komisi XI DPR RI: Penurunan Suku Bunga Sejalan dengan Strategi Stimulus 8+4+5

Jakarta – Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dinilai sejalan dengan strategi stimulus 8+4+5 yang baru diluncurkan pemerintah pada pertengahan September 2025 ini. Menurut Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun, langkah ini merupakan sinyal kuat bahwa pemerintah dan otoritas moneter berkomitmen menjaga keberlanjutan pertumbuhan ekonomi melalui intervensi kebijakan yang terukur.

“Stimulus 845 itu kan adalah program pemerintah untuk melakukan intervensi pasar, memberikan dukungan bagaimana kinerja ekonomi itu bisa berjalan berkelanjutan. Dan tentunya ini kan untuk memastikan bahwa pemerintah ingin masyarakat itu merasakan program apa saja yang ditarget oleh pemerintah, dan pemerintah itu hadir di tengah mereka seperti apa,” ujar Misbakhun kepada awak media di Gedung Nusantara V, DPR RI, Jakarta, Senin (22/9).

Ia menjelaskan penurunan tingkat suku bunga 7-day repo rate oleh BI, dari 5 persen menjadi 4,75 persen, merupakan bentuk dorongan likuiditas di pasar. Langkah tersebut tidak hanya menjaga ketersediaan dana, tetapi juga dimaksudkan untuk menurunkan biaya modal agar pelaku usaha lebih mudah melakukan ekspansi.

“Dikaitkan dengan penurunan tingkat suku bunga, 7 day repo rate-nya Bank Indonesia, diturunkan dari 5 menjadi 4,75 (turun) 0,25 basis point. Ini dalam rangka untuk memberikan signal bahwa likuiditas itu tersedia di pasar,” kata politisi Fraksi Partai Golkar ini.

Lebih jauh, ia menilai kebijakan ini akan mendorong sektor riil, khususnya dunia usaha, untuk lebih aktif menyerap kredit perbankan. Dengan kondisi likuiditas yang memadai, perbankan diharapkan dapat menyalurkan pinjaman dengan bunga lebih rendah, sehingga aktivitas usaha semakin bergairah.

“Diharapkan memberikan dorongan kepada sektor riil untuk kemudian masyarakat dunia usaha menyerap kredit perbankan. Karena likuiditas yang ada saat ini sangat memadai dan sangat cukup untuk dilakukan sebuah ekspansi usaha,” tuturnya.

Strategi Stimulus 8+4+5 adalah paket insentif ekonomi tahun 2025 yang dirilis pemerintah untuk memperkuat akselerasi ekonomi, melanjutkan beberapa program ke tahun 2026, dan menyerap tenaga kerja. Paket ini terdiri dari 8 program akselerasi di tahun 2025 (termasuk program magang bagi lulusan perguruan tinggi, bantuan pangan, padat karya, dan deregulasi), 4 program yang dilanjutkan di 2026, dan 5 program khusus yang difokuskan pada penyerapan tenaga kerja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *