Jakarta – Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Ekraf) resmi membuka Ekraf Design Festival (EDF) 2025 yang berlangsung pada 2-4 Desember 2025 di di Galeri Emiria Soenassa dan Oesman Effendi, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Festival bertema “Empathetic Resilience” ini digelar untuk mentransformasi kreativitas desain menjadi mesin pertumbuhan ekonomi baru serta memperkuat ekosistem desain Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045.
“EDF 2025 hadir sebagai wadah untuk meningkatkan kapasitas desainer muda dan membangun kolaborasi antardisiplin ilmu serta menghasilkan karya desain yang berdampak ekonomi, sosial, dan budaya. Festival ini merupakan pilot project strategis yang menandai komitmen Kementerian Ekraf dalam memperkuat ekosistem desain Indonesia,” ungkap Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya.
EDF 2025 mengusung tema “Empathetic Resilience” yang dirancang untuk menunjukkan peran penting subsektor desain dalam ekosistem ekonomi kreatif. Berarti, desain tak lagi dipandang hanya sebatas estetika fisik, melainkan sebagai pemantik inovasi dan penciptaan nilai yang berdampak.
Deputi Bidang Kreativitas Budaya dan Desain, Yuke Sri Rahayu mengharapkan EDF berkontribusi nyata terhadap penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi nasional yang bisa menjadi mesin pertumbuhan ekonomi baru, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.
“Kegiatan EDF 2025 merupakan bagian dari perencanaan dan pemodelan dukungan Pemerintah untuk penguatan ekosistem desain di Indonesia, melalui promosi dan komersialisasi kekayaan intelektual (KI), serta program pengembangan bagi arsitek, desainer interior, desainer produk, dan desainer komunikasi visual untuk berbagi ide, bersinergi, dan menciptakan peluang kolaborasi,” harap Deputi Yuke.
Dalam laporannya, Direktur Arsitektur dan Desain Kementerian Ekraf, Sabar Norma Megawati Panjaitan menyampaikan bahwa rangkaian EDF 2025 diawali dengan proses Open Call yang menarik minat 97 pendaftar dengan menghasilkan 20 Desainer Muda lewat program inkubasi intensif pada 14-17 November 2025. “Ini adalah bentuk scenario planning dukungan pemerintah terhadap penguatan ekosistem desain nasional yang bergabung dalam kolaborasi lintas subsektor ekraf,” ujar Megawati.
Salah satu desainer terpilih dari studio A mengemukakan inovasi dan kebermanfaatan arsitektur yang dibawa dalam EDF 2025. “Ide konsep yang studio A bawa ke EDF 2025 ini bagaimana memanfaatkan barang-barang milik warga supaya tidak jadi sampah” kata Almas Ratna Salsabila, salah satu desainer terpilih EDF 2025.
EDF 2025 berlangsung 2-4 Desember 2025 dengan tiga agenda utama EDF 2025 terdiri dari pameran, Design x Ekraf (DxE) Talks, dan Ekraf Design Awards.
Keberhasilan kegiatan EDF 2025 didukung kolaborasi erat antara pemerintah dengan lima asosiasi profesi desain utama di Indonesia, yaitu IAI (Ikatan Arsitek Indonesia), HDII (Himpunan Desainer Interior Indonesia), ADGI (Asosiasi Desainer Grafis Indonesia), AIDIA (Asosiasi Profesional Desain Komunikasi Visual Indonesia), dan ADPII (Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia)
Kegiatan Exhibition and Ekraf Design Awards juga didukung oleh Parongpong RAW Lab, Indonesia Design District, Every Collection, dan ParagonCorp.
