Jalan Usaha Tani: Membuka Akses, Menggerakkan Ekonomi di Lereng Muria

Oleh : Letkol Inf Hermawan Setya Budi

Dansatgas TMMD ke-125 Kodim 0722/Kudus

Pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) melalui Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-125 Kodam 0722/Kudus ini diyakini warga Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang tinggal di lereng Gunung Muria ini akan membawa perubahan besar bagi perekonomian mereka. Karena warga yang mayoritas petani ini akan mampu mengangkut dan menjual hasil pertanian dengan cepat.

Satgas TMMD 125 Kodim 0722/Kudus bersama warga Desa Kandangmas bergotong royong menyelesaikan program JUT

SEPAGI ini, Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah memamerkan posona indahnya. Mentari menerobos di sela-sela jati, menawarkan hangatnya. Semakin lama semakin meninggi, seolah ingin mengajak para prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengawali hari dengan semangat baru.

Mentari membuat prajurit dari tiga matra, Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU) yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-125 Kodim 0722/Kudus membawa semangat berlipat.

Entah, mungkinkan karena ada aku, Komandan Satgas (Dansatgas) TMMD ke-125 Kodim 0722/Kudus, Letkol Inf Hermawan Setya Budi ada di tengah-tengah mereka? Ah…., kubuang prasangka buruk itu, kali ini aku harus turun memimpin langsung pengerjaan betonisasi jalan usaha tani (JUT)  sepanjang 1.250 meter dan lebar 3 meter ini.

“Semuanya siap!” teriak Dansatgas, yang langsung berbalas, “Siap komandan!” dengan kompaknya.

Tanpa dikomando lagi, para prajurit TNI ini langsung beraktivitas, ada yang mengambil semen, ada yang mengambil pecahan batu koral, menyiapkan air untuk bersiap melakukan pengecoran.

Sementara satu per satu warga yang mendapat giliran membantu pengerjaan sasaran fisik program TMMD ini mulai berdatangan. Merekapun seperti sudah hafal dengan tugas-tugasnya, dan langsung berbaur tanpa dikomando.

Satu jam berlalu, setelah asyik berjibaku dengan pekerjaan mengecor jalan, aku pun sedikit menjauh, ke ujung jalan yang sudah terbeton. Berjongkok, sorot mataku kutajamkan, memerhatikan hasil kerja personel Satgas TMMD ke-125 ini.

Seketika keraguan sirna, berubah menjadi senyuman, setelah memastikan pekerjaan betonisasi jalan sudah sesuai dengan yang diharapkan. Aku pun berputar kembali, menyapa warga yang terlibat pengerjaan proyek jalan ini. “Terima kasih masih bersemangat bersama kami,” ucapnya tak lupa membungkukkan sedikit badan.

Aku kembali melangkah, mendekati Dan SSK, Lettu Chb Musyafak. Kali ini aku terlibat pembicaraan serius, terkait ketepatan penyelesaian jalan, Dan akupun langsung menepuk pundak Dan SSK ketika dia berhasil meyakinkanku, pengerjaan akan selesai tepat waktu.  Lalu aku kembali ikut berbaur dengan personel Satgas TMMD ketika terdengan teriakan, “Pengecoran siap dimulai!”.

Seketika mulut-mulut terkunci. berkosentrasi untuk meratakan adonan cor. Begitupun aku, sebagai  komandan, langsung sigap membantu, tidak peduli adonan cor itu mengotori seragam yang kupakai. Perjuangan itu tidak seberapa dibanding perjuangan warga yang tinggal di Desa Kandangmas ini.

Satgas TMMD 125 Kodim 0722/Kudus bersama warga Desa Kandangmas mengerjakan betonisasi jalan usaha tani

Medan Berat, Kendaraan Tidak Bisa Lewat

Aku pun kembali teringat, saat pertama mendatangi lokasi sasaran, menghadapi medan yang sulit. Meski begitu mereka tetap berupaya agar pekerjaan berjalan lancar. Dengan terpaksa anggota satgas harus melangsir material seperti semen dan pasir menggunakan gerobak dorong karena kendaraan roda empat tidak bisa masuk. Semua dilakukan untuk mencapai titik terdekat tempat pengadukan material sebelum dilakukan pengecoran jalan.

“Kondisi medan yang cukup sulit. Apalagi ketika hujan jalanan menjadi licin dan kendaraan roda empat pun tidak bisa lewat,” ungkapku.

Saat pertama mendatangi lokasi TMMD ke-125 ini, jalanan masih berupa jalan makadam yang sebagian berupa tanah yang dipadatkan, dan lebarnya pun hanya bisa dilalui motor. Dengan pengecoran jalan tani ini diharapkan dapat meningkatkan akses transportasi warga, khususnya para petani di Desa Kandangmas. Apalagi jika melihat potensi desa ini merupakan daerah pertanian.

Gerakkan Ekonomi Masyarakat

Dan demi membangun tidak hanya melibatkan 150 personel, tapi juga anggaran sebesar Rp 1,6 miliar digelontorkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab)  Kudus. Menurut Bupati Sam’ani Intakoris, pembangunan akses baik jalan juga sasaran fisik lainya diharapkan akan mampu menggerakkan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Program TMMD ke-125 ini merupakan wujud nyata darmabakti serta komitmen TNI dalam membantu pemerataan pembangunan serta memperkuat ketahanan nasional di Kudus. “TMMD bukan hanya sekadar kegiatan pembangunan fisik, tetapi juga menjadi simbol semangat gotong-royong dan kebersamaan, serta sinergi antara TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam membangun desa yang lebih maju dan sejahtera,” ujarnya.

“Program TMMD menjadi bukti nyata bagaimana TNI selalu hadir di tengah masyarakat, serta berkontribusi nyata dalam percepatan pembangunan daerah dalam meningkatkan kualitas hidup di masyarakat,” lanjutnya.

Untuk itulah, Danrem 073/Makutarama Kolonel Inf Ari Prasetya menekankan bahwa, TMMD ke-125 ini sebagai momentum untuk semakin meningkatkan sinergi, menggugah kesadaran bersama untuk selalu menghidupkan budaya gotong royong, mempererat tali persaudaraan, merajut kebersamaan dan persatuan, meningkatkan karya, inovasi dan prestasi, membangun daerah.

Dia lantas mengingatkan, tujuan TMMD secara umum dapat membantu Pemda dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan bersifat fisik dan memantapkan kemanunggalan TNI dan Rakyat.

Pemerataan Pembangunan

Kemanunggalan TNI dengan rakyat ini seperti yang diungkapkan Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Achiruddin, SE, MHan, TMMD ke-125 ini bentuk peran aktif TNI AD bisa dilihat dari upaya pemerataan pembangunan sesuai dengan tema yang diambil yakni ‘Dengan Semangat TMMD Mewujudkan Pemerataan Pembangunan dan Ketahanan Nasional di Wilayah’.

TMMD lanjut Pangdam Pangdam, sebagai program lintas sektoral yang melibatkan TNI, lembaga pemerintah daerah, serta segenap lapisan masyarakat, merupakan salah satu langkah nyata guna mengatasi berbagai permasalahan, seperti akses jalan transportasi yang belum ada atau belum layak, serta membantu penanggulangan kemiskinan.

“TMMD bukan domain TNI semata, melainkan program bersama semua komponen bangsa yang dilakukan sebagai upaya untuk mengakselerasikan pembangunan, memeratakan kesejahteraan, meningkatkan kemanunggalan TNI-Rakyat sekaligus meningkatkan kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “TMMD ini merupakan upaya untuk membantu pemerintah guna mempercepat pembangunan di wilayah pedesaan yang wilayahnya sulit dijangkau.

Upaya mempercepat pembangunan di pedesaan itu kini tergambar jelas di wajah-wajah prajurit, yang kini tepat di depanku, di depan mataku. Semangat itu tidak hanya membuatku terharu, namun juga dirasakan Mbah Shona. Perempuan 62 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai buruh pengupas kapus (randu) tidak kuasa untuk tidak menitikkan air matanya, setiap kali melintas di jalanan yang tengah dibangun.

Satgas TMMD 125 Kodim 0722/Kudus mengerjakan RTLH milik Mbah Shona warga Desa Kandangmas

Melihat perjuangan anggota Satgas TMMD ke-125, perempuan yang juga penerima manfaat rehab rumah tidak layak huni (RTLH) ini mengungkapkan rasa terima kasihnya, Dukuh Masin, Desa Kandangmas, akan memiliki jalan terbeton.

“Matur nuwun Pak TNI. Remen sanget gadah radosan sae. Mugi-mugi radosan niki mbenjeng dados dalanipun rejeki warga Dusun Kandangmas (Terima kasih, Pak TNI, Senang, memiliki jalan yang bagus. Semoga jalan ini ke depan jadi jalannya rejeki warga Desa Knadangmas),” ucapnya, sambal menyeka air matanya, lalu pergi menghilang dari pandangan.

Terima kasih juga diucapkan Kepada Desa (Kades) Kandangmas H Shofyan, “Terima kasih Pak TNI atas dedikasi dan kerja kerasnya,” ujarnya.

Dia sangat mengapresiasi kolaborasi apik antara TNI dan warga masyarakatnya. Ia mengaku sangat bersyukur dengan adanya TMMD ke-125 di desanya. Sebab banyak sekali kemudahan dan pembangunan yang tercipta melalui TMMD ini.

“Kami sangat bersyukur dengan program ini. Kami yakin program TMMD memberikan manfaat yang banyak sekali untuk masyarakat. Diantaranya memudahkan mengangkut hasil pertaniann. Warga tidak perlu susah susah lagi, ada jalan ada jembatan. Jadi biasa mengurangi biaya angkut, Jika dulu motor saja sulit lewat apalagi mobil, sekarang  mobil aja bias lewat,” ungkapnya.

Ungkapan itu  sangatlah benar, meningkatkan infrastruktur pertanian dan kesejahteraan warga desa menjadi pilihan. Karena itulah fokus utamanya adalah membangun jalan usaha tani, agar pengakutan hasil pertanian semakin terpangkas. Dengan jalanan yang mulus, untuk menjual hasil pertanian ke pusat kota dengan jarak 15 kilometer, maka cukup 27 menit saja.

Kembali kutatap prajuritku yang terus bekerja keras merampungkan betonisasi JUT ini. Mentrai kini semakin meningga, dan sinarnya tepat di ubun-ubun. Segera aku memerintahkan mereka untuk beristirahat. “Ayok, istirahat, makan dan minum dulu,” kataku seolah memerintah.

Tidak hanya anggota Satgas, warga yang ikut membantu langsung berjubel, mengitari bakul yang membawa makanan dan minuman. Bersama-sama menikmati, masakan sederhana, sayur lodeh, tempe goreng dan telur dadar. Duh nikmatnya.

Aku masih sempat mencuri pandang pada jalanan beton, yang sebentar lagi tuntas. Ada kebanggaan yang tetiba hadir, memenuhi setiap ruang di dada. Kebanggan itu tidak bisa aku sembunyikan.

Tim WasevMabesTNI AD yang diketuai  Kol. Kav. Zubaedi didampingi Dansatgas Dandim 0722/Kudus Letkol Inf Hermawan Setya Budi dan Wabup Kudus Bellinda Putri Sabrina Birton menyambangi lokasi TMMD ke-125 di Desa Kandangmas.

Sasaran Fisik dan Nonfisik

Angin bertiup, sedikit menyejukkan jiwa-jiwa yang Lelah karena bekerja keras menyelesaikan pembangunan betonisasi jalan yang menjadi harapan besar warga Kandangmas.   Betonisasi jalan dengan panjang 1.250 meter, lebar 3 meter, dan tebal 0,15 meter sendiri bukan satu-satunya sasaran fisik dalam TMMD ke-125 yang berlangsung dari 23 Juli hingga 21 Agustus ini. Masih ada pembuatan jembatan dengan panjang 12 meter, lebar 4 meter, dan tinggi 6 meter, rehab rumah tidak layak huni (RTLH) sebanyak 6 unit, pembuatan sumur bor 6 titik, rehab tempat ibadah 4 unit, dan dan jambanisasi 20 unit.

Kemudian ada Program Unggulan KASAD, di anatranya TNI Manunggal Air Bersih, Ketahanan Pangan,  RTLH, dan percepatan penurunan stunting.   Dan sasaran nonfisik, meliputi penyuluhan tentang bela negara, penyukugan radikalisme danterorisme, penyuluhan desa tanggap bencana, penyuluhan KB-kesehatan, pengembangan UMKM, dan penyuluhan pertanian,

Dan semua sasaran itu telah tuntas. Masih teringat jelas, ketika Tim Pengawasan dan Evaluasi (Wasev) Markas Besar  (Mabes) TNI AD) yang diketuai  Kol. Kav. Zubaedi menyambangi lokasi TMMD ke-125 di Desa Kandangmas, menyatakan semua pekerjaan sudah  sesuai dengan peruntukannya. Progres yang dilakukan di lapangan juga sudah bagus.

”Saya lihat progres pembangunan fisiknya berjalan dengan baik. Begitu juga dengan progres nonfisik juga berjalan dengan baik,” katanya,

Pihaknya berharap program TMMD Reguler ke-125 memberikan manfaat untuk masyarakat. Pihaknya meminta masyarakat untuk menjaga sarana dan prasarana yang sudah dibangun. ”Masyarakat harus merawat juga sarpas yang sudah dibangun ini supaya dapat dimanfaatkan,” imbuhnya.

Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Achiruddin, SE, MHan, bersama Forkopimda Kudus meresmikan hasil pembangunan infrastruktur berupa jalan beton dan jembatan pada penutupan TMMD Reguler ke-125 Tahun 2025.

Dan saat itu aku hanya bisa merasakan bangga atas kerja bersama ini. TMMD bukan hanya domain TNI tapi juga dengan rakyat. Tanpa sinergi aku, juga para prajurit bukan siapa-siapa.

Kuperhatikan satu per satu wajah anggota Satgas dan warga yang ada di depanku. Wajah-wajah penuh semangat. “Kalian selesaikan makan dulu. Istirahat dulu, jangan balik bekerja. Kesehatan kalian juga perlu dijaga. Saya pamit ya,” pesanku, serasa melangkah pergi menjauh dari mereka.

Semakin aku menjauh, wajah-wajah itu semakin nyata seperti ada di depanku. Senyum tulus itu rasanya sulit untuk dibiarkan pergi begitu saja.  Terus aku melangkah, hawa panas yang mulai membuat baju ini menjadi basah oleh keringat tidak lagi aku perdulikan.

Terus aku melangkah, di jalanan beton yang mulai dimanfaatkan sebagian warganya ini. Aku pun tersenyum, membayangkan kehidupan yang lebih baik, kesejahteraan warga akan meningkat, karena wilayahnya tersentuh pembangunan.

Dan untuk merayakan pembangunan itu, sebuah persembahan istimewa kusiapkan. Tari Kretek kolosal yang diikuti 1.700 penari  di Kudus siap memecahkan rekor MURI saat penutupan Program TMMD ke-125 di Desa Kandangmas.

Ribuan siswa SMP di Kudus menampilkan tari Kretek yang memecahkan rekor MURI dalam penutupan TMMD Reguler ke-125 Kodim 0722/Kudus di lapangan desa Kandangmas Kec Dawe.      

Aku bayangkan,  Tari Kretek yang  diikuti siswa dari berbagai sekolah. yakni SMP 2 Kudus sebanyak 80 orang, SMP 1 Jekulo sebanyak 200 orang, SMP 2 Jekulo sebanyak 750 orang, dan SMP 2 Dawe sebanyak 730 orang akan tampil rancak dan siap dipamerkan ke kancah nasional bahkan hingga internasional. 

Aku bisa memastikan wajah-wajah cerai warga Desa Kandangmas akan terlihat semakin nyata.  Sebuah persembahan penutupan yang bakal dikenang oleh warganya.

Angin kembali bertiup, hembusannya menyapu wajah. Sementara dedaunan jati terlihat menari, bergerak seirama hembusan angin, membawa kesejukan. Kembali kubalikkan tubuhku, kembali memandang jauh hamparan jalan beton di depanku. “Terima Kasih ya Allah, hanya berkatMU semua pekerjaan ini bisa berjalan lancar sesuai rencana,” ucapku lirih nyaris tak terdengar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *