Jakarta – Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menyoroti dugaan pengaruh media sosial terhadap peristiwa ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta Utara yang menyebabkan puluhan siswa luka-luka. Ia mengimbau agar sekolah-sekolah lebih aktif memberikan edukasi dan peringatan kepada para siswa agar berhati-hati dalam menerima informasi daring.
“Antara lain mungkin tadi karena pengaruh yang dilihat di media-media sosial,” kata Dasco dilansir dari laman resmi, dpr.go.id, Sabtu (8/11)
Dari hasil peninjauan, Dasco mengungkapkan bahwa pelaku diduga merupakan siswa berusia 17 tahun. Namun, ia menegaskan bahwa informasi lengkap terkait motif maupun kronologi masih menunggu hasil penyelidikan pihak kepolisian.
“Soal ini biar nanti pihak yang berwenang atau pihak kepolisian yang menyampaikan ke rekan media,” kata Politisi Fraksi Partai Gerindra ini.
Sebelumnya, salah satu siswa kelas XI SMAN 72, S, mengatakan bahwa bom rakitan atau bom molotov yang ditemukan di area masjid sekolah diduga dibawa oleh siswa yang sering menjadi korban perundungan (bullying).
“Saya menduga siswa ini ingin balas dendam dan bunuh diri. Tadi saya lihat ada tiga jenis bom dan hanya dua yang meledak,” kata S.
Menurut kesaksiannya, ledakan terjadi sesaat setelah khutbah Jumat selesai, tepat sebelum iqomah dikumandangkan. Dentuman keras itu memicu kepanikan di antara siswa dan jamaah yang sedang berada di masjid sekolah.
Polda Metro Jaya mengumumkan kondisi terkini korban ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta, Kelapa Gading Jakarta Utara; dari total 54 siswa yang dirawat, 21 telah dipulangkan dan 33 masih menjalani perawatan medis.
“Dari 54 siswa, 27 berada di RS Islam Jakarta dan 6 di RS Yarsi, dari 54 tinggal 33 orang, 21 sudah pulang dalam kondisi sudah baik,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Budi Hermanto.
Dari korban yang masih dirawat, beberapa mengalami luka bakar dan gangguan pendengaran akibat ledakan yang terjadi di masjid sekolah; polisi berharap para siswa segera pulih dan bisa kembali ke aktivitas normal.
