Jakarta – Menyambut libur panjang dalam rangka Hari Kenaikan Yesus Kristus yang jatuh pada Kamis, 29 Mei 2025, serta cuti bersama pada Jumat, 30 Mei 2025, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memastikan kesiapan penuh operasional layanan penyeberangan nasional.
Fokus utama berada di lintasan tersibuk, yakni Merak–Bakauheni dan Ketapang–Gilimanuk, guna mengantisipasi potensi lonjakan penumpang dan kendaraan.
Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, menjelaskan bahwa berbagai aspek layanan telah disiapkan sejak awal bulan Mei.
Kesiapan tersebut meliputi armada kapal, fasilitas di pelabuhan, serta koordinasi dengan berbagai pihak terkait seperti Kementerian Perhubungan, Korlantas Polri, pemerintah daerah, asosiasi penyeberangan, dan mitra kerja lainnya.
“Kami ingin memastikan bahwa arus berangkat dan balik pada momen libur panjang ini berjalan aman, lancar, dan nyaman bagi seluruh pengguna jasa,” ujarnya.
Merak–Bakauheni dan Ketapang–Gilimanuk menjadi perhatian utama karena keduanya merupakan jalur tersibuk dalam jaringan penyeberangan nasional.
Pada periode libur serupa tahun lalu, total penumpang yang dilayani mencapai 408.341 orang, dengan pembagian 230.393 di Merak-Bakauheni dan 177.948 di Ketapang-Gilimanuk.
Sementara itu, jumlah kendaraan yang menyeberang mencapai 103.327 unit, termasuk sepeda motor, mobil pribadi, bus, serta truk logistik.
“Peningkatan signifikan volume pengguna jasa di dua lintasan utama ini menjadi perhatian kami.”
“Karena itu, langkah antisipasi disiapkan, khususnya berkoordinasi intens dengan Syahbandar dan BPTD untuk menambah jumlah trip dan menyiapkan armada berukuran besar, ASDP juga mendorong partisipasi aktif pengguna jasa dengan membeli tiket secara online dan datang tepat waktu ke pelabuhan,” kata Shelvy.
ASDP juga menekankan pentingnya pembelian tiket secara digital melalui aplikasi Ferizy.
Layanan ini merupakan bagian dari transformasi digital ASDP yang kini menjadi standar dalam sistem transportasi penyeberangan.
Dengan Ferizy, pengguna jasa dapat membeli tiket kapan pun dan di mana pun tanpa antre di pelabuhan, sekaligus mendapatkan kepastian jadwal dan mengurangi potensi kemacetan di area pelabuhan.
“Penting untuk diingat, hadir lebih awal di pelabuhan, minimal 1 hingga 2 jam sebelum keberangkatan, sangat membantu kelancaran proses validasi tiket, pengaturan kendaraan, dan keberangkatan kapal secara tepat waktu,” ujar Shelvy.
Optimalisasi layanan di pelabuhan juga menjadi perhatian utama ASDP. Fasilitas umum seperti area parkir, ruang tunggu, toilet, musala, dan titik informasi pelanggan ditingkatkan.
Penambahan personel di lapangan serta pengaktifan posko terpadu di pelabuhan-pelabuhan padat juga dilakukan untuk memastikan pelayanan tetap responsif terhadap dinamika arus penumpang.
“Digitalisasi dan disiplin waktu menjadi kunci pelayanan prima.”
“Kami mengimbau pengguna jasa untuk terus mematuhi ketentuan yang berlaku, mengikuti arahan petugas, serta mengutamakan keselamatan dan kenyamanan selama berada di pelabuhan dan kapal,” tambahnya.
Dengan dukungan berbagai pihak dan kesiapan penuh dari sisi armada dan infrastruktur, ASDP optimistis bahwa puncak arus libur Kenaikan Yesus Kristus 2025 dapat berjalan lancar.
“Kami berharap pengguna jasa dapat menikmati perjalanan yang lancar dan menyenangkan selama periode libur ini,” ujar Shelvy menandaskan.