Jakarta – Kementerian Sosial (Kemensos) bersama puluhan lembaga filantropi dan dunia usaha berhasil menghimpun Rp196 miliar untuk membantu warga terdampak bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Kegiatan ini diselenggarakan dalam acara Penandatanganan MoU Kemensos–Universitas Esa Unggul dan Temu Penyelenggara Filantropi dan Dunia Usaha Peduli Sumatera yang digelar di Gedung Aneka Bakti Kemensos, Kamis (10/12).
“Alhamdulillah, semangat untuk membantu itu luar biasa, kami terima sudah hampir Rp200 miliar (donasi terkumpul) dari yang hadir (untuk) memberikan dukungan dan bantuannya kepada (warga terdampak di) Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Ini adalah satu hal yang penting dalam rangka kita gotong-royong membantu saudara kita yang membutuhkan,” kata Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) didampingi Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono dan Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Mira Riyati Kurniasih.
Gus Ipul mengajak lembaga nonpemerintah untuk memperkuat koordinasi dan perencanaan bersama agar bantuan yang diberikan dapat menjangkau lebih banyak penerima manfaat. “Kita harapkan bantuan-bantuan yang ada, yang diberikan oleh pemerintah dan swasta itu pada prakteknya itu bisa disinergikan,” ujarnya.
Terkait izin penggalangan donasi untuk bencana, Gus Ipul menegaskan bahwa prosedurnya dipermudah mengingat kebutuhan respons cepat di lapangan.
“Bagaimana untuk membantu bencana? Boleh kapanpun, izinnya belakangan, pelaporannya belakangan juga boleh. Silakan, tidak ada batasan. Karena dalam masa kedaruratan memang diperlukan langkah cepat dan pemerintah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk membantu dengan cara yang paling mungkin. Tentu kita berharap nanti kalau sudah selesai penyaluran, bisa dilaporkan,” jelasnya.
Ia menambahkan, proses perizinan dapat selesai dalam dua hari dan dapat diajukan secara daring. Perizinan disesuaikan dengan cakupan pengumpulan donasi: tingkat kabupaten/kota melalui kepala daerah atau dinas sosial daerah, lintas kabupaten/kota melalui pemerintah provinsi, sedangkan yang berskala nasional melalui Kemensos.
Gus Ipul menekankan bahwa tata kelola donasi yang tertib bermanfaat langsung pada meningkatnya kepercayaan publik.
“Masyarakat semakin percaya untuk bisa memberikan rezekinya (guna) membantu saudara-saudara yang lain karena donasi yang diberikan dikelola dengan baik dan sampai kepada mereka yang membutuhkan. Kedua, lembaga atau pihak yang mengumpulkan dana semakin kredibel. Semakin dipercaya, masyarakat akan lebih banyak yang menitipkan rezekinya untuk dibagikan kepada yang membutuhkan,” tuturnya.
Ia menjelaskan bahwa pemerintah juga mendapatkan manfaat penting dari tata kelola yang tertib melalui ketersediaan data dan laporan donasi yang akurat, mulai dari siapa pendonornya, ke mana bantuan disalurkan, hingga siapa penerimanya. Data ini penting untuk menghindari tumpang tindih program dan memastikan pembagian peran yang lebih efektif.
“Sehingga mungkin, (misal) kalau kita membantu sembako, yang lain membantu pembuatan rumah supaya lebih layak huni, yang lain membantu pemberdayaan. Dengan begitu kita bisa mengintegrasikan program. Jadi inilah memang regulasinya,” kata Gus Ipul.
Ia kembali menegaskan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan donasi. “Kami ingin membangun kesadaran bahwa apa yang kita kumpulkan dari masyarakat itu bisa kita pertanggungjawabkan secara transparan, terbuka, akuntabel. Nah hasilnya akuntabel itu kredibel. Dengan begitu kepercayaan akan meningkat,” tambahnya.
Pada kesempatan tersebut donasi 60 Filantropi dan Dunia Usaha terkumpul sebesar Rp196.874.791.493 termasuk tambahan Rp500.000.000 dari PT. Sidomuncul dan Donasi Kepedulian Keluarga Besar Sekolah Rakyat Se-Indonesia senilai Rp70.570.000.
“Senang sekali saya bisa hadir di sini dan tadi saya sudah berbicara sama Pak Menteri, Sidomuncul akan ikut partisipasi Rp500 juta,” kata Direktur Sidomuncul Irwan Hidayat.
Filantropi dan Dunia usaha yang berpartisipasi diantaranya Yayasan Kita Bisa, Badan Amil Zakat Nasional, Buddha Tzu Chi, Save The Children Indonesia dan CT. Arsa serta Yayasan Satu Untuk Negeri TVone. Selain itu juga ada PT. Paragon, PT. Fast Retailing Indonesia (Uniqlo), PT. Sea Bank Indonesia, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Pos Indonesia dan Yayasan Bakrie Untuk Negeri serta PT. PetroChina International Jabung Ltd.
