Mensos: Presiden Ajarkan Cara Baru Mencintai Indonesia

Jakarta – Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyebut Presiden Prabowo Subianto telah mengajarkan cara baru mencintai Indonesia. Bukan dengan simbol dan upacara semata, melainkan lewat kebijakan nyata yang langsung dirasakan rakyat.

“Pak Presiden, Bapak sudah mengajarkan kami cara baru mencintai negeri ini. Bukan dengan bendera di tangan, tapi dengan keberpihakan yang nyata di lapangan,” kata Gus Ipul dalam acara Capaian dan Evaluasi 1 Tahun Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto Bidang Kesejahteraan Sosial di Gedung Aneka Bakti Kementerian Sosial, Senin (20/10).

“Jadi yang atas (kaya) dijaga jangan sampai turun, yang tengah difasilitasi, yang bawah dibela. Kita Kemensos bekerja di bagian paling bawah (miskin), inilah yang dibela Presiden lewat kebijakan-kebijakan yang nyata,” tambahnya.

Menurutnya, Kementerian Sosial memang belum sempurna, namun selalu berkomitmen memenuhi doa dan harapan rakyat yang sederhana. “Bansosnya sampai, datanya benar, dan anaknya bisa sekolah lagi,” kata Gus Ipul.

Ia menambahkan bahwa arah pembangunan Indonesia di bawah Presiden Prabowo kian nyata. Ia mengibaratkan negeri ini sebagai kapal besar di tengah lautan yang kini berlayar dengan tujuan jelas: mewujudkan keadilan sosial sebagai pekerjaan harian, bukan sekadar semboyan.

“Kapal besar bernama Indonesia ini telah berlayar dengan haluan yang jelas. Yaitu keadilan sosial, bukan sekadar semboyan. Melainkan pekerjaan harian,” kata dia.

Lebih jauh, Gus Ipul mencontohkan program Sekolah Rakyat sebagai terobosan nyata dalam pengentasan kemiskinan. Program ini mengintegrasikan berbagai prioritas nasional seperti bantuan sosial PKH dan BPNT, cek kesehatan gratis, makan bergizi gratis, PBI JK, hingga Koperasi Desa Merah Putih.

Sekolah Rakyat, jelasnya, tidak hanya memberi akses pendidikan, tetapi juga memberdayakan keluarga. Orang tua siswa mendapatkan perlindungan sosial lengkap dan akses usaha. Tahun ini, hampir 16 ribu siswa di 166 titik telah belajar di Sekolah Rakyat. Tahun depan jumlahnya ditargetkan 46 ribu siswa, dan pada 2028 bisa mencapai 300 ribu siswa.

“Bayangkan, kalau siswanya sudah 300 ribu dengan kapasitas penuh, maka setiap tahun akan ada siswa Sekolah Rakyat yang lulus. Ketika mereka lulus itu, tidak hanya anak ini yang dapat ijazah kelulusan, tapi keluarganya juga lulus menjadi keluarga yang mandiri (keluar dari kemiskinan),” tegasnya.

Dalam paparannya, Gus Ipul juga menyampaikan capaian perlindungan sosial selama satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto:

• Penerima PKH Murni: 398.714 KPM, Rp2,8 juta/tahun, total Rp1,116 triliun

• Penerima Sembako Murni: 8.675.797 KPM, Rp2,4 juta/tahun, total Rp20,822 triliun

• Penerima PKH dan Sembako: 9.601.286 KPM, Rp5,2 juta/tahun, total Rp49,927 triliun

• Penebalan Juni–Juli 2025: 18.277.083 KPM, Rp400 ribu, total Rp7,311 triliun

• Stimulus Ekonomi Oktober–Desember 2025: 35.046.783 KPM, Rp900 ribu, total Rp31,542 triliun

bantuan perlindungan sosial 2025: Rp110,718 triliun.

Selain itu, terdapat 77.339 keluarga graduasi dan 784 rumah sejahtera terpadu (RST). Hingga Oktober 2025, lebih dari 10 juta keluarga diverifikasi melalui ground check.

• Usulan pembaruan data melalui musdes/muskel: 1 juta usulan

• Usulan via aplikasi Cek Bansos: 627 ribu usulan baru + 36 ribu sanggahan

Program Pemberdayaan Wilayah Prioritas

Kemensos juga melakukan pemberdayaan di sejumlah daerah prioritas:

• Indramayu: 93 rumah, taman lansia/anak, masjid, sentra UMKM, community center, lapangan

• Serang: 22 rumah direhab, 40 PPKS dibantu, revitalisasi sungai

• Denpasar: akses kerja dan revitalisasi sungai konservasi

Untuk program ATENSI (anak, lansia, disabilitas, rentan), Kemensos mencatat:

• Penerima manfaat: >134.000 orang

• Permakanan lansia: >101.000 lansia

• Permakanan disabilitas: >36.000 penyandang disabilitas

• Anak yatim piatu (YAPI): 270.000 anak

• Alat bantu disabilitas: 5.257 unit

• Penerima ATENSI mandiri usaha: 5.031 orang

Untuk Tanggap Darurat Bencana

• Penerima bantuan logistic: >347.000 warga

• Santunan bencana alam: 9.447 orang

• Santunan bencana sosial non-alam: 1.078 orang

Penguatan SDM Sosial

• Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial: 1.795

• Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat: 11.610 orang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *