Banyuwangi – Suasana haru menyelimuti acara Dialog Siswa Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 46 Banyuwangi yang berlangsung pada Jumat (3/10). Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengajak Nur Wahidah, seorang tunanetra dan ibu dari Mohammad Rehan Meizi (12), siswa Sekolah Rakyat, maju ke depan.
Di hadapan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dan orang tua siswa, Gus Ipul memperkenalkan Nur Wahidah dan putranya. Nur adalah ibu empat anak yang tinggal di rumah sederhana berukuran 44 meter persegi di Dusun Sidomulyo, Desa Sumberberas, Kecamatan Muncar. Ia mengalami kebutaan akibat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan mantan suaminya. Mereka berpisah sejak Rehan berusia satu bulan.
“Dulunya waktu masih sama ayahnya, sering kena marah ,” jelas Nur yang membuat Gus Ipul berkaca-kaca.
Sejak berpisah, Nur harus menanggung seluruh kebutuhan anak-anaknya seorang diri.
“Jadi saya menghidupi anak sekolah dan memberikan segalanya, ya saya sendiri. Karena mantan suami tidak memberi (nafkah) sama sekali, termasuk biaya sekolah, makan, uang saku sekolah tidak sama sekali diberi,” kata Nur.
Untuk menghidupi keluarga, Nur bekerja sebagai tukang pijat dengan penghasilan sekitar Rp600 ribu per bulan. Semua ia jalani dengan semangat demi menghidupi anak-anaknya.
“Karena anak-anak saya butuh saya. Meskipun saya enggak melihat, saya harus semangat demi anak-anak saya,” tuturnya.
Nur mengaku bersyukur dengan adanya program pendidikan gratis yang digagas Presiden Prabowo melalui Sekolah Rakyat. Ia berharap dengan adanya Sekolah Rakyat dapat mendukung masa depan Raihan.
“Saya berterima kasih kepada Bapak Prabowo, karena dengan adanya Sekolah Rakyat ini, saya bisa memasukkan anak saya, biar lebih maju ke depannya,” kata Nur sambil menitikkan air mata.
Gus Ipul yang sempat berdialog dengan Rehan memberi semangat supaya kerasan selama belajar di Sekolah Rakyat.
“Mudah-mudahan betah di sini, ya,” kata Gus Ipul.
Rehan sendiri memiliki minat besar pada bidang olahraga dan pernah meraih juara II se-kecamatan pada kejuaraan tolak peluru.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang hadir dalam acara tersebut turut memberi dukungan untuk Nur agar terus mendoakan anaknya.
“Rayhan beruntung bisa difasilitasi Sekolah Rakyat. Tapi tetap jangan lupa doakan anaknya karena doa itulah yang paling mujarab menghantarkan anak menjadi orang hebat,” kata Ipuk.
Gus Ipul menambahkan, kisah Nur Wahidah hanyalah satu dari banyak kisah haru di Sekolah Rakyat. Hal ini merupakan wujud perhatian pemerintah kepada anak keluarga miskin untuk mendapatkan pendidikan berkualitas demi masa depan.
“Memang banyak kisah-kisah haru di Sekolah Rakyat yang seperti ini. Mudah-mudahan keharuan ini menjadi penyemangat kita untuk maju bersama,” kata Gus Ipul.
Menurut Gus Ipul, Sekolah Rakyat saat ini telah beroperasi di 100 titik seluruh Indonesia dan akan bertambah menjadi 165 titik pada akhir September.
SRT 46 Banyuwangi sendiri telah beroperasi pada 30 September 2025, menampung 50 siswa SD dan 23 siswa SMA, dengan dukungan 19 guru dan 35 tenaga pendidik.