Cimahi – Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan literasi media masyarakat melalui program unggulannya, “Ngawangkong Atikan Penyiaran”. Kegiatan ini kali ini digelar di SMKN 1 Cimahi dan diikuti oleh ratusan siswa serta tenaga pendidik dalam sebuah upacara bendera yang sarat akan nilai edukatif dan semangat kebangkitan nasional.
Ketua KPID Jawa Barat, Dr. Adiyana Slamet, S.IP., M.Si., hadir langsung sebagai Pembina Upacara. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya peran generasi muda dalam menyikapi perkembangan teknologi informasi dengan bijak. “Pembangunan sumber daya manusia tidak cukup hanya dengan pendidikan formal. Di era digital saat ini, kemampuan memilah informasi menjadi sangat penting untuk mencegah dampak negatif dari paparan media yang tidak terverifikasi,” tegasnya.
Dr. Adiyana mengingatkan para siswa akan bahaya informasi yang berseliweran di internet tanpa pengawasan, serta mengajak mereka untuk kembali menjadikan televisi dan radio sebagai sumber informasi utama yang terpercaya dan terverifikasi. Ia juga menyoroti perlunya menjaga nilai-nilai budaya dan agama di tengah derasnya arus informasi.
“Anak muda harus bangkit melalui penguasaan ilmu dan teknologi. Di tengah disrupsi informasi, inilah saat yang tepat bagi kita untuk terus belajar dan tumbuh,” ujarnya menutup sesi literasi media.
Kepala SMKN 1 Cimahi, Agus Priyatmono Nugroho, S.Pd., M.Si., menyambut baik kegiatan ini. Ia menyampaikan apresiasinya kepada KPID Jawa Barat dan berharap kolaborasi ini dapat terus berlanjut. “Kami berharap kegiatan seperti ini bisa membentuk mindset siswa dalam memilah informasi yang baik, serta menjadikan mereka agen perubahan di lingkungannya,” tuturnya.
Program “Ngawangkong Atikan Penyiaran” merupakan bagian dari inisiatif berkelanjutan KPID Jawa Barat dalam menyosialisasikan pentingnya literasi media di kalangan pelajar dan mahasiswa. Dengan digelarnya kegiatan ini secara berkala di berbagai institusi pendidikan, KPID berharap dapat menciptakan masyarakat yang lebih sadar media, kritis, dan bertanggung jawab dalam mengonsumsi serta memproduksi konten siaran.